Pertemuan tersebut menghasilkan penyelarasan rencana kerja antara manajemen MDA dan Pokja, termasuk pemeliharaan fungsi DAS, penataan area yang mengalami degradasi, penguatan titik rawan hidrologis, serta koordinasi lintas lembaga untuk pemantauan dan pelaporan perkembangan kegiatan.
Direktur MDA, Erlangga Gaffar, menegaskan bahwa komitmen bersama ini merupakan tonggak penting untuk memastikan seluruh aktivitas revitalisasi berjalan terpadu dan bertanggung jawab. Ia menekankan bahwa upaya pemulihan DAS Suso bertujuan memperbaiki kualitas ekosistem, meningkatkan ketahanan wilayah terhadap curah hujan ekstrem, dan memastikan keberlanjutan sumber daya air bagi masyarakat di hulu maupun hilir.
Kepala Teknik Tambang (KTT) MDA, Mustafa Ibrahim, menjelaskan bahwa program revitalisasi dilaksanakan dalam kerangka kebijakan Pemerintah Kabupaten Luwu. Menurutnya, MDA berperan memberikan dukungan teknis serta memastikan seluruh aktivitas konstruksi dan penguatan infrastruktur dilakukan sesuai peraturan dan karakteristik alami sungai, sehingga potensi gangguan seperti erosi dan sedimentasi dapat diminimalkan.
Sebagai tindak lanjut, kegiatan lapangan dijadwalkan mulai dikerjakan pada pertengahan Desember. Tahap awal mencakup pembersihan area terdampak, penataan alur sungai yang mengalami sedimentasi, penguatan lereng dan tebing, serta pemasangan struktur pengendali sesuai rekomendasi teknis.
Program revitalisasi DAS Suso diharapkan menjadi model kolaborasi berkelanjutan antara pemerintah daerah dan sektor usaha dalam menjaga integritas lingkungan, terutama di kawasan yang rentan terhadap perubahan hidrologi dan cuaca ekstrem. (*)







