• Jelajahi

    Copyright © Caibernews.com
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Menu Bawah

    HEADER BLOG

     


    Konflik Mahasiswa di Makassar, Mantan Ketua PP IPMIL Serukan Mahasiswa Pulang Kampung Perjuangkan Provinsi Luwu Raya

    Editor_Zn
    25 Jul 2025, 21.35 WIB Last Updated 2025-07-25T13:35:35Z

    Caibernews.com | Beredarnya video dan spanduk berisi ajakan perang terbuka oleh kelompok tak dikenal (OTK) yang ditujukan kepada organisasi kedaerahan IPMIL (Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu) di Makassar menuai keprihatinan mendalam. Mantan Ketua IPMIL, Ismail Ishak, angkat bicara terkait insiden tersebut yang dinilainya tidak mencerminkan sikap intelektual mahasiswa.


    “Ini bukan lagi zamannya mahasiswa perang kekerasan. Kita sudah masuk era digital, harusnya ajakan-ajakan seperti itu diwujudkan dalam bentuk perang gagasan atau karya, bukan kekerasan fisik,” tegas Ismail, Kamis (25/7/2025).


    Ismail menyayangkan adanya tindakan provokatif yang mempertontonkan sikap tidak terdidik kepada masyarakat umum dan komunitas mahasiswa lainnya.


    “Sebagai mahasiswa yang menyandang identitas kaum intelektual, sangat tidak elok mempertontonkan hal seperti itu. Sudah kampungan cara begitu, tidak lakumi digunakan zaman sekarang,” ujar dia.


    Desak Tindakan Tegas dari Aparat Hukum


    Dalam pernyataannya, Ismail juga mendesak aparat penegak hukum, khususnya Polda Sulsel dan Polrestabes Makassar, untuk tidak tinggal diam. Ia menilai tindakan yang dilakukan kelompok tak dikenal tersebut sudah mengarah pada premanisme yang meresahkan.


    “Ini bukan hanya pelanggaran norma sosial, tapi juga tindakan hukum. Seolah tidak ada aparat di kota ini. Harus ada tindakan nyata dari APH agar tidak muncul korban di kemudian hari,” tegasnya.


    Seruan Pulang dan Perjuangkan Provinsi Luwu Raya


    Lebih jauh, Ismail menyampaikan bahwa jika konflik seperti ini terus terjadi dan menyasar mahasiswa Luwu Raya, maka sudah waktunya untuk mengevaluasi kembali kehadiran mereka di Makassar.


    “Kalau terus begini, lebih baik mahasiswa asal Luwu Raya pulang saja ke daerah. Kita perjuangkan pembentukan Provinsi Luwu Raya agar ke depan, mahasiswa bisa kuliah di tanah sendiri tanpa harus menghadapi perlakuan seperti ini,” ucapnya.


    Menurut Ismail, perjuangan untuk membentuk Provinsi Luwu Raya jauh lebih bermanfaat ketimbang terus menjadi sasaran provokasi yang tidak berujung.


    “Kita punya kapasitas, kita punya sumber daya. Kalau provinsi terbentuk, kampus-kampus akan berkembang di daerah, dan mahasiswa bisa tumbuh di lingkungan yang lebih aman dan mendukung,” tambahnya.


    Pesan untuk Mahasiswa Luwu Raya: Tetap Tenang dan Fokus


    Ismail juga berpesan agar seluruh mahasiswa Luwu Raya yang saat ini menempuh pendidikan di Makassar tetap menjaga ketenangan, tidak terprovokasi, dan fokus pada tujuan utama mereka sebagai mahasiswa.


    “Jangan biarkan kita terseret dalam konflik yang tidak sehat. Tunjukkan bahwa kita tetap berpikir jernih, dan kita punya jalan perjuangan yang lebih besar dan bermartabat,” tutupnya.


    Sampai saat ini, belum ada klarifikasi resmi dari pihak kepolisian terkait video dan spanduk tersebut. Namun tekanan publik dan mahasiswa agar aparat segera mengusut kasus ini terus menguat. (*)

    Komentar

    Tampilkan

    Berita Lainnya