Aksi yang dilakukan warga dengan menyegel Kantor Desa Lampuara ini dilakukan karena mereka menuding pemerintah Desa Lampuara tidak mau teransparan kepada warga terkait daftar penerima manfaat.
Akibat aksi penyegelan Kantor Desa Lampuara selama satu bulan tersebut bantuan pangan berupa Beras tersebut tertunda untuk disalurkan. Setelah melalui mediasi yang dilakukan oleh berbagai pihak baik dari Pemerintah Daerah Luwu, TNI, Polri dan tokoh masyarakat akhirnya mereka sepakat dengan syarat daftar penerima manfaat harus dibuka secara transparan.
Akhirnya pihak Bulog pun kemudian mengambil alih proses penyaluran bantuan Beras tersebut kepada warga secara transparan.
Daftar penerima manfaat yang ini kemudian di umumkan dengan cara di tempel di papan pengumuman yang ada di Kantor Desa Lampuara agar warga dapat dengan mudah melihat apakah nama mereka terdaftar sebagai penerima manfaat atau tidak. Dari daftar nama penerima manfaat tersebut sebanyak 331 penerima manfaat.
Habil Ridwan salah seorang warga yang juga terdaftar sebagai penerima bantuan pangan juga baru mengetahui jika namanya masuk dalam daftar penerima setelah daftar nama penerima tersebut diumumkan di Kantor Desa. Padahal menurut Habil, selama ini tidak pernah menerima bantuan.
Pada saat penyaluran yang dilakukan di Kantor Desa, Habil kemudian diwakili oleh istrinya, Herlina (42). Saat nama suaminya disebutkan ia sempat kaget dan tidak menyangka jika suaminya juga masuk dalam daftar penerima.
"Sempat kaget karena selama ini kami tidak pernah dapat bantuan dari pemerintah desa, ternyata nama suami saya juga menerima," ujarnya
Herlina juga mempertanyakan terkait bantuan beras yang sebelumnya juga disalurkan apakah nama sang suami juga ada dalam daftar penerima, jika ada bantuan itu dikemanakan.
"Bagiamana dengan bantuan sebelumnya, apakah nama suami saya juga ada? kalau ada, bantuannya dikemanakan, dialihkan kesiapa," tanya Herlina
Herlina juga merupakan salah seorang warga yang pernah menjadi kader Pustu yang dipecat tanpa alasan yang jelas dan gajinya atau insentifnya tidak diberikan selama beberapa bulan.
Sementara itu, penyaluran Bansos yang diambil alih oleh Distributor (Bulog) di dampingi Kapolsek Padang Sappa, Babinsa dan juga warga.
Meski dalam proses penyaluran berjalan lancar tapi beberapa warga juga mempertanyakan sebab selama ini mereka mendapat bantuan tapi namanya tidak tercatat dalam daftar penerima begitupun dengan nama-nama yang terdaftar tapi tak diberikan haknya.
"Harusnya seperti ini, lebih transparan dan tidak ada yang lagi yang ribut soal bantuan pangan," ucap Kapolsek Padang Sappa, A.Akbar.(*)